Jumat, 07 Juni 2013
Puisi
Teguran kah ini ???
Mungkin aku terlalu sibuk dengan duniaku...
Aku pikir aku kuat...
Sedih . . .
Kamis, 06 Juni 2013
Pantaskah Aku Cemburu
Kuakui ,
aku bukan siapa-siapa...
Aku hanya
menganggumi dirimu...
Tapi
perlahan, waktu demi waktu...
Semua bisa
berubah...
Pantaskah aku cemburu...
Kebersamaan kau dan dia...
Salahkah aku tak suka...
Bila kau bersamanya...
Haruskah ku
bilang, ku teriak...
I don’t
like it...
I hate it
and...
I love you...
Pantaskah aku cemburu...
Melihat dirimu dan dirinya...
Bersanding didepan ku...
Berbagi cerita kepadanya...
Puisi
ini atau bisalah lyric lagu ini belum berakhir. Karena kisah ini belum
menemukan titik akhir untuk diketahui kedepannya. So, please wait !! We can’t
wait or we don’t care...
Bukan Kisah yang Sempurna
Bukan Kisah Yang Sempurna
by : Agustiawan Hapsul Jaat
Malam ini, memang kelihatan lebih bersinar dengan hadir bulan
purnama. Mungkin sang empunya cahaya malam itu iba melihatku melewati
gelapnya malam tanpa seorangpun di sisiku. Tapi tak ia sadari, hadirnya
malah membuat kegundahan hati ini semakin terlihat.
Aku diam, mataku terpejam di kamar yang mungkin tak pantas kau sebut
kamar, dalam heningku, pandanganku jauh, menembus dimensi cakrawala
waktu, aku melihat ke masa lampau, saat aku masih bermimpi tentangmu.
Betapa indahnya impianku saat itu, aku duduk di kursi taman, kamu ada
disisi, dengan bunga-bunga bertebaran di sekeliling kita, entah malaikat
mana yang baik hati menaburi taman ini dengan puspa nan indah. Aku
bercerita tentangnya indahnya dunia dan kamu menyambutnya dengan senyum
manis khasmu, indahnya malam yang saat itu dihiasi bulan purnama masih
kalah jauh dibandingkan dengan eloknya wajahmu. Dan kita melewati malam
itu dengan penuh suasana firdaus. Oh indahnya. Setelah beberapa saat aku
tersadar dan membuka matak kembali dan tersadar itu semua
hanyalah angan, angan yang mungkin tak lagi bisa kucapai. Ah sekarang
andai kamu masih ada disisi mencipta harapan.
Pernah kita melewati hari-hari bersama. Selama itu aku senantiasa
berusaha menjadi pemenuh harapanmu. Selalu. Tak pernah sedetikpun aku
alihkan perhatianku padamu, hingga udara yang kuhirup pun cemburu
padamu, saking gilanya aku padamu. Iya aku pernah gila, perasaan yang
sampai sekarang masih berusaha kumengerti. Bahkan setiap orang yang
melihat aku bersamamu, mereka pasti tahu akan gerak gerikku, aku yang
menyukaimu. Namun kau tak pernah mengerti, apa yang sedang kurasa.
Aku tak pernah putus asa, aku masih percaya bahwa benih cinta
akan selalu tumbuh bahkan di tempat yang infertile sekalipun. Ya
infertile, di tanah yang tak subur sekalipun cinta bisa tumbuh, aku
percaya, aku yakin kesabaranku bisa meruntuhkan kerasnya benteng
perasaanmu. Tapi apa yang terjadi? Kau diam, selalu diam seribu bahasa ketika aku ajak bicara tentang hubungan ini. Ribuan
hari aku lewati bersamamu. Hingga aku harus terpisah denganmu, kau tak
pernah mau mengerti. Aku tak pernah bisa memahami betapa misteriusnya
hatimu, mengapa perasaan wanita itu begitu kompleks.
"aku masih percaya bahwa benih cinta akan selalu tumbuh bahkan di tempat yang infertile sekalipun"...
Sampai sebulan yang lalu, aku masih bertahan dengan harapan itu,
hidup dengan perhatian itu untukmu. Hingga seorang dari masa lalu hadir
memberitahuku, akupun jadi mengerti bahwa kau mencintai satu pria, dan
jelas pria bukan aku. Mungkin aku sudah lama tak melihatmu, semenjak
kita terpisah jarak, tapi aku bisa membayangkan betapa bahagianya
dirimu, kamu akan dilamar oleh pria ini bukan? Iya, orang itu
menceritakannya semuanya padaku. Kamu sebenarnya mengerti akan
perhatianku, namun kau memilih diam.
Kecewa aku mendengar ceritanya, kecewa. Bukan karena aku tidak suka
melihat kamu bahagia. Aku kecewa, pada sikapmu padaku dahulu, namun aku
lebih kecewa, bahwa bukan diri ini yang ada dibalik kebahagianmu saat
ini. Sakit. aku memang tak pernah berhati besar, untuk mengerti bahwa
kau yang pernah kucintai sepenuh hatiku, hingga setiap tetes darah yang
melewati hati sebelum menyebar ke seluruh tubuhku ini tahu betapa besar
aku menaruh harap padamu. Tapi kamu memilih orang lain untuk
menyempurnakan hidupmu.
Dan hingga saat ini kau masih diam, seribu bahasa, Malam ini, aku
bertanya pada rembulan yang masih bersinar di langit sana, Apakah aku,
orang yang memperlakukanmu dengan begitu baik selama ini harus merasakan
diammu sampai saat ini? Kau tahu, diammu itu sungguh menyesakkan dada,
andai kau mau angkat bicara tentang hubunganmu dengannya, mungkin aku
tak pernah sesakit ini, semenderita ini.
Aku hanya menyayangkan sikap diammu itu. Aku tak
menyalahkanmu, tak pernah. Kamu yang dulu pernah mengisi aliran darah
ini, membuatku kenal baik dirimu, meski aku tak pernah bisa menjangkau
bahasa hatimu, aku yakin kau tak pernah merancang ini semua untuk
menyakitiku. Semoga saja begitu. Dan sampai saat ini aku masih bangga
pada diri ini, aku pernah memperjuangkan rasa ini, pernah
memperlakukanmu dengan cara terbaik yang aku mampu.
Kini, mungkin sudah saatnya aku mengakhiri kisah kita, kisah yang tak
pernah menjadi sempurna, bahkan untuk menjadi kisah yang baik
sekalipun. Meski sejatinya aku tak pernah yakin, setiap kepingan
kenangan ini sudah pasti akan terus menghantuiku, entah sampai kapan.
Kini, saatnya aku mencari seseorang yang lain, seseorang yang bukan
kamu, seseorang yang akan melengkapi kisah hidupku sehingga menjadi
kisah yang sempurna, semoga masih ada seseorang di dunia ini yang akan
mengisi puzzle yang hilang di hatiku dengan penuh cinta.
"semoga masih ada seseorang di dunia ini yang akan mengisi puzzle yang hilang di hatiku dengan penuh cinta."...
Minggu, 02 Juni 2013
Cerita Mengharukan
Sudah menjadi kehendak Allah
memberinya cobaan berupa penyakit kronis yang bersarang dan sudah
bertahun-tahun ia rasakan. Ini adalah cerita kisah seorang gadis yang bernama
Muha. Kisah ini diriwayatkan oleh zaman, diiringi dengan tangisan burung dan
ratapan ranting pepohonan.
Muha adalah seorang gadis remaja
yang cantik. Sebagaimana yang telah kami katakan, sejak kecil ia sudah mengidap
penyakit yang kronis. Sejak usia kanak-kanak ia ingin bergembira, bermain,
bercanda dan bersiul seperti burung sebagaimana anak-anak yang seusianya.
Bukankah ia juga berhak merasakannya? Sejak penyakit itu menyerangnya, ia tidak
dapat menjalankan kehidupan dengan normal seperti orang lain, walaupun ia tetap
berada dalam pengawasan dokter dan bergantung dengan obat.
Muha tumbuh besar seiring dengan
penyakit yang dideritanya. Ia menjadi seorang remaja yang cantik dan mempunyai
akhlak mulia serta taat beragama. Meski dalam kondisi sakit namun ia tetap
berusaha untuk mendapatkan ilmu dan pelajaran dari mata air ilmu yang tak pernah
habis. Walau terkadang bahkan sering penyakit kronisnya kambuh yang memaksanya
berbaring di tempat tidur selama berhari-hari.
Selang beberapa waktu atas kehendak
Allah seorang pemuda tampan datang meminang, walaupun ia sudah mendengar
mengenai penyakitnya yang kronis itu. Namun semua itu sedikit pun tidak
mengurangi kecantikan, agama dan akhlaknya…kecuali kesehatan, meskipun
kesehatan adalah satu hal yang sangat penting. Tetapi mengapa? Bukankah ia juga
berhak untuk menikah dan melahirkan anak-anak yang akan mengisi dan
menyemarakkan kehidupannya sebagaimana layaknya wanita lain? Demikianlah hari
berganti hari bulan berganti bulan si pemuda memberikan bantuan materi agar si
gadis meneruskan pengobatannya di salah satu rumah sakit terbaik di dunia.
Terlebih lagi dorongan moril yang selalu ia berikan. Hari berganti dengan
cepat, tibalah saatnya persiapan pesta pernikahan dan untuk mengarungi bahtera
rumah tangga.
Beberapa hari sebelum pesta
pernikahan, calonnya pergi untuk menanyakan pengerjaan gaun pengantin yang
masih berada di tempat si penjahit. Gaun tersebut masih tergantung di depan
toko penjahit. Gaun tersebut mengandung makna kecantikan dan kelembutan. Tiada
seorang pun yang tahu bagaimana perasaan Muha bila melihat gaun tersebut.
Pastilah hatinya berkepak bagaikan burung yang mengepakkan sayap putihnya
mendekap langit dan memeluk ufuk nan luas. Ia pasti sangat bahagia bukan karena
gaun itu, tetapi karena beberapa hari lagi ia akan memasuki hari yang terindah
di dalam kehidupannya. Ia akan merasa ada ketenangan jiwa, kehidupan mulai
tertawa untuknya dan ia melihat adanya kecerahan dalam kehidupan. Bila gaun
yang indah itu dipakai Muha, pasti akan membuat penampilannya laksana putri
salju yang cantik jelita. Kecantikannya yang alami menjadikan diri semakin
elok, anggun dan menawan.
Walau gaun tersebut terlihat indah,
namun masih di perlukan sedikit perbaikan. Oleh karena itu gaun itu masih
ditinggal di tempat si penjahit. Sang calon berniat akan mengambilnya besok. Si
penjahit meminta keringanan dan berjanji akan menyelesaikannya tiga hari lagi.
Tiga hari berlalu begitu cepat dan tibalah saatnya hari pernikahan, hari yang
di nanti-nanti. Hari itu Muha bangun lebih cepat dan sebenarnya malam itu ia
tidak tidur. Kegembiraan membuat matanya tak terpejam. Yaitu saat malam
pengantin bersama seorang pemuda yang terbaik akhlaknya.
Si pemuda menelepon calon
pengantinnya, Muha memberitahukan bahwa setengah jam lagi ia akan pergi ke
tempat penjahit untuk mengambil gaun tersebut agar ia dapat mencobanya dan
lebih meyakinkan bahwa gaun itu pantas untuknya. Pemuda itu pergi ke tempat
penjahit dan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi terdorong perasaan
bahagia dan gembira akan acara tersebut yang merupakan peristiwa terpenting dan
paling berharga bagi dirinya, demikian juga halnya bagi diri Muha.
Karena meluncur dengan kecepatan
tinggi, mobil tersebut keluar dari badan jalan dan terbalik berkali-kali.
Setelah itu mobil ambulans datang dan melarikannya ke rumah sakit. Namun
kehendak Allah berada di atas segalanya, beberapa saat kemudian si pemuda pun
meninggal dunia. Sementara telepon si penjahit berdering menanyakan tentang
pemuda itu. Si penjahit mengabarkan bahwa sampai sekarang ia belum juga sampai
ke rumah padahal sudah sangat terlambat.
Akhirnyai penjahit itu tiba di rumah
calon pengantin wanita. Sekali pun begitu, pihak keluarga tidak
mempermasalahkan sebab keterlambatannya membawa gaun itu. Mereka malah
memintanya agar memberitahu si pemuda bahwa sakit Muha tiba-tiba kambuh dan
sekarang sedang dilarikan ke rumah sakit. Kali ini sakitnya tidak memberi Muha
banyak kesempatan. Tadinya sakit tersebut seakan masih berbelas kasih
kepadanya, tidak ingin Muha merasa sakit. Sekarang rasa sakit itu benar-benar
membuat derita dan kesengsaraan yang melebihi penderitaan yang ia rasakan
sepanjang hidupnya yang pendek.
Beberapa menit kemudian datang
berita kematian si pemuda di rumah sakit dan setelah itu datang pula berita
meninggalnya sang calon pengantinnya, Muha. Kini gaun pengantin itu masih
tergantung di depan toko penjahit. Tiada yang memakai dan selamanya tidak akan
ada yang memakainya. Seakan gaun itu bercerita tentang kisah sedih Muha. Setiap
yang melihatnya pasti akan bertanya-tanya, siapa pemiliknya...
SUAMI ROMANTIS ALA RASULULLAH
SUAMI
ROMANTIS ALA RASULULLAH
By.
Agustiawan Hapsul Jaat
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah sosok suami yang
paling mesra terhadap istri-istrinya. Demikian pula ia memerintahkan
umatnya khususnya para suami agar senantiasa menyayangi dan berlaku baik kepada
ahlu keluarga khsususnya kepada istrinya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda, “Yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik terhadap
keluarga/istrinya. Dan saya adalah orang yang paling baik terhadap
istri/keluargaku.” (HR Tirmidzi).
Berikut ini kami nukilkan beberapa riwayat dari hadits-hadits Nabawi yang akan
menjadi tips bagi kita para suami agar bisa memperlakukan pasangan kita dengan
baik sehingga keutuhan rumah tangga senantiasa terjaga dalam ridhaNya.
1.
Membukakan pintu untuk istri, baik di kendaraan, rumah dan lainnya
Dari Anas radhiyallahu 'anhu , dia berkata: “Kemudian kami pergi menuju
Madinah (dari Khaibar). Aku lihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
menyediakan tempat duduk yang empuk dari kain di belakang unta beliau untuk
Shafiyyah (istri beliau). Kemudian beliau duduk di samping untanya sambil
menegakkan lutut beliau dan kemudian Shafiyyah naik dengan meletakkan kakinya di
atas lutut beliau sehingga dia bisa menaiki unta tersebut.” (HR Bukhari).
Subhanallah, dari riwayat diatas kita bisa ketahui bagaimana perlakuan
Rasulullah kepada istrinya. Beliau memperlakukan istrinya bak seorang putri
raja. Di zaman sekarang, Istilah yang cukup akrab di telinga kita “Ladies
First” ternyata sudah dilakukan Rasulullah sejak berabad-abad yang lalu, disaat
kebudayaan lain di dunia saat itu menganggap wanita sebagai makhluk hina,
bahkan diragukan statusnya sebagai “manusia”.
Pemandangan seperti ini memberikan kesan begitu mendalam yang menunjukkan
ketawadhu’an beliau. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selaku
pemimpin yang berjaya dan seorang Nabi yang diutus- memberikan teladan kepada
umatnya bahwa bersikap tawadhu’ kepada istri, mempersilakan lutut beliau
sebagai tumpuan, membantu pekerjaan rumah, membahagiakan istri, sama sekali
tidak mengurangi derajat dan kedudukan beliau.
2.
Sering Mencium Istri
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah sosok suami yang
sangat romantis. Sungguh hal yang romantis dan bisa menimbulkan rasa kasih
sayang jika kita bisa membiasakan mencium istri/suami ketika hendak bepergian
atau baru pulang. Nabi sering mencium Aisyah dan itu tidak membatalkan puasa.
(HR Nasai dalam Sunan Kubra II/204). Dari ‘Aisyah ra, bahwa Nabi shallallahu
'alaihi wasallam biasa mencium istrinya setelah wudhu’, kemudian beliau
shalat dan tidak mengulangi wudhu’nya.” (HR ‘Abdurrazaq).
3.
Makan sepiring berdua
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata : Saya dahulu biasa makan
bubur bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.” (HR. Bukhari) Dari
Aisyah radhiyallhu 'anha, ia berkata : “Aku biasa minum dari gelas yang
sama (dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ) bahkan ketika
haidh, lalu Nabi mengambil gelas tersebut dan meletakkan mulutnya di
tempat aku meletakkan mulut, lalu beliau minum.” (HR Abdurrazaq). Demikian
pula dalam riwayat imam Muslim Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
pernah minum di gelas yang digunakan Aisyah dan beliau juga pernah makan daging
yang pernah digigit Aisyah.” (HR Muslim).
4.
Suami menyuapi istri
Dari Saad bin Abi Waqosh radhiyallahu 'anhu berkata, bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda : “Dan sesungguhnya jika engkau
memberikan nafkah, maka hal itu adalah sedekah, hingga suapan nasi yang engkau
suapkan ke dalam mulut istrimu.“ (Mutafaqun ‘Alaih) Apabila seorang isteri
makan bersama suaminya dan suami menyuapi makanan tersebut ke mulut isterinya,
niscaya ia akan mendapatkan pahala dan hal itu akan memperkokoh kecintaan
isterinya. Sesuatu yang tidak bisa dipungkiri, bahwa saling menyuapi dapat
menguatkan jalinan kasih sayang antara suami dan isteri.
5.
Berlemah lembut, melayani dan memanjakan istri sakit
Diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu 'anha, nabi shallallahu 'alaihi
wasallam adalah orang yang penyayang lagi lembut. Beliau orang yang paling
lembut dan banyak menemani istrinya yang sedang mengadu atau sakit. (Mutafaqun
‘Alaih).
6.
Bersenda gurau,bermain untuk membangun kemesraan
Dari Zaid bin Tsabit, ia berkata tentang Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam : “Beliau orang yang suka bercanda dengan istrinya.” (HR Bukhari).
Aisyah dan Saudah pernah saling melumuri muka dengan makanan. Dan Nabi shallallahu
'alaihi wasallam tertawa melihat tingkah keduanya. (HR Nasa’i). Umul
Mukminin Aisyah Menceritakan : “Pada suatu ketika aku ikut bersama Rasulullah
dalam sebuah lawatan. Pada waktu itu aku masih seorang gadis yang ramping.
Beliau memerintahkan rombongan agar bergerak terlebih dahulu. Mereka pun
berangkat mendahului kami. Kemudian beliau berkata kepadaku, “Kemarilah!
sekarang kita berlomba lari.” Aku pun meladeninya dan akhirnya aku dapat
mengungguli beliau. Beliau hanya diam saja atas keunggulanku tadi. Hingga pada
kesempatan lain, ketika aku sudah agak gemuk, aku ikut bersama beliau dalam
sebuah lawatan. Beliau memerintahkan rombongan agar bergerak terlebih dahulu.
Kemudian beliau menantangku berlomba kembali. Dan akhirnya beliau dapat
mengungguliku. Beliau tertawa seraya berkata, “Inilah penebus kekalahan yang
lalu!” (HR. Ahmad).
7.
Memberi hadiah
Dari Ummu Kaltsum binti Abu Salamah, ia berkata, “Ketika Nabi shallallahu
'alaihi wasallam menikah dengan Ummu Salamah (ibunya), beliau bersabda
kepadanya, Sesungguhnya aku pernah hendak memberi hadiah kepada Raja Najasyi
sebuah pakaian berenda dan beberapa botol minyak kasturi, namun aku mengetahui
ternyata Raja Najasyi telah meninggal dunia dan aku mengira hadiah itu akan
dikembalikan. Jika hadiah itu memang dikembalikan kepadaku, aku akan memberikannya
kepadamu.” Ia (Ummu Kultsum) berkata, “Ternyata keadaan Raja Najasyi seperti
yang disabdakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan hadiah
tersebut dikembalikan kepada beliau, lalu beliau memberikan kepada
masing-masing istrinya satu botol minyak kasturi, sedang sisa minyak kasturi
dan pakaian tersebut beliau berikan kepada Ummu Salamah.” (HR Ahmad).
8.
Tiduran di pangkuan istri
Dari ‘Aisyah, ia berkata, “Nabi shallallahu 'alaihi wasallam biasa
meletakkan kepalanya di pangkuanku walaupun aku sedang haidh, kemudian beliau
membaca al-Qur’an.” (HR ‘Abdurrazaq).
9.
Mengajak istri makan di luar
Anas radhiyallahu 'anhu menceritakan bahwa ada tetangga Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam -seorang Persia- sangat pandai membuat masakan gulai.
Pada suatu hari dia membuatkan masakan gulai yang enak untuk Rasulullah n. Lalu
dia datang menemui Rasululiah shallallahu 'alaihi wasallam untuk
mengundang makan beliau. Beliau bertanya: “Bagaimana dengan ini? (maksudnya
Aisyah).” Orang itu menjawab: “Tidak.” Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam berkata: “(Kalau begitu) aku juga tidak mau.” Orang itu kembali
mengundang Rasulullah,,,,,, ,,,,,,, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
kembali bertanya: “Bagaimana dengan ini?” Orang itu menjawab: “Tidak.”
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali berkata: “Kalau begitu,
aku juga tidak mau.” Tidak lama kemudian, orang itu kembali mengundang
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau kembali bertanya:
“Bagaimana dengan ini?” Pada yang ketiga kalinya ini orang Persia itu
mengatakan: “Ya.” Akhirnya mereka bangun dan segera berangkat ke rumah
laki-laki itu.” (HR Muslim)
10.
Mengajak
istri jika hendak ke luar kota.
Aisyah berkata :
“Biasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila ingin melakukan
suatu perjalanan, beliau melakukan undian di antara para istrinya. Barangsiapa
yang keluar nama/nomor undiannya, maka dialah yang ikut pergi bersama beliau.”
(HR Bukhari dan Muslim).
11. Menghibur diri bersama istri ke
luar rumah (entertainment)
Dari Aisyah radhiyallahu
'anha, dia berkata: “Pada suatu hari raya orang-orang berkulit hitam
mempertontonkan permainan perisai dan lembing. Aku tidak ingat apakah aku yang
meminta atau Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sendiri yang berkata
padaku : ‘Apakah engkau ingin melihatnya?’Aku menjawab: ‘Ya.’ Lalu beliau
menyuruhku berdiri di belakangnya. Pipiku menempel ke pipi beliau. Beliau
berkata : ‘Teruskan permainan kalian, wahai Bani Arfidah (julukan orang-orang
Habsyah)!’ Hingga ketika aku sudah merasa bosan beliau bertanya: ‘Apakah kamu
sudah puas?’Aku jawab: ‘Ya.’ Beliau berkata : ‘Kalau begitu, pergilah!.” (HR
Bukhari dan Muslim).
12. Suami mengantar istri
Kadang banyak dari kita
malas mengantar istri kita bepergian. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana
jika istri saya keluar rumah sendirian, ada masalah di jalan dia
kebingungan.
Shafiyyah, istri Nabi shallallahu
'alaihi wasallam, menceritakan bahwa dia datang mengunjungi Rasulullah
ketika beliau sedang melakukan i’tikaf pada hari sepuluh yang terakhir dari
bulan Ramadhan. Dia berbicara dekat beliau beberapa saat, kemudian berdiri
untuk kembali. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam juga ikut berdiri untuk
mengantarkannya.” Dalam riwayat lain diceritakan, Nabi shallallahu
'alaihi wasallam sedang berada di masjid. Di samping beliau ada para istri
beliau. Kemudian mereka pergi (pulang). Lantas Nabi berkata kepada Shafiyyah "Jangan
terburu-buru, agar aku dapat pulang bersamamu.” (HR Bukhari dan Muslim).
13. Suami istri berjalan dimalam hari
Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam datang pada malam hari, kemudian beliau mengajak Aisyah
berjalan-jalan dan berbincang-bincang (HR Muslim).
14. Panggilan khusus pada istri
Di
antara keelokan budi pekerti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan
keharmonisan rumah tangga beliau ialah memanggil istri-istrinya dengan
panggilan kesayangan. Dan beliau sering mengabarkan kepada istri-istrinya
berita yang menggembirakan bahkan membuat jiwa serasa melayang-layang. Nabi shallallahu
'alaihi wasallam juga memanggil Aisyah dengan Humairah artinya yang
kemerah-merahan pipinya. Terkadang beliau juga suka memanggil sebutan
“aisy/aisyi”, dalam culture arab pemenggalan huruf terakhir menunjukan
panggilan manja/tanda sayang. Mungkin serupa dengan kata 'sayang' yang
terkadang diucapkan 'Ayang'. Aisyah radhiyallahu
'anha menuturkan, “Pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam berkata kepadanya, ‘Wahai
‘Aisy (panggilan kesayangan ‘Aisyah), Malaikat Jibril ‘alaihissalam tadi
menyampaikan salam buatmu.” (Muttafaq ‘alaih).
15. Memberi sesuatu yang menyenangkan
istri
Dari Said bin
Yazid, bahwa ada seorang wanita datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam, kemudian Nabi bertanya kepada ‘Aisyah : “Wahai ‘Aisyah, apakah
engkau kenal dia?” ‘Aisyah menjawab: “Tidak, wahai Nabi Allah.” Lalu, Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: “Dia itu Qaynah dari Bani Fulan, apakah kamu mau
ia bernyanyi untukmu?”, maka kemudian bernyanyilah qaynah itu untuk ‘Aisyah.
(HR. An Nasa’i).
16. Memperhatikan perasaan istri
Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya ketika seorang suami memandang
istrinya dan begitu pula dengan istrinya, maka Allah memandang mereka dengan
penuh rahmat, manakala suaminya merengkuh telapak tangan istrinya dengan mesra,
berguguranlah dosa-dosa suami istri itu dari sela jemarinya.” (HR Maisarah
dari Abu Sa’id Alkhudzri).
17. Segera menemui istri jika tergoda.
Dari Jabir, sesungguhnya Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Wanita, kalau menghadap, ia
menghadap dalam rupa (godaan) setan. Bila seseorang di antara kamu melihat
seorang wanita yang menarik, hendaklah ia datangi istrinya, karena pada diri
istrinya ada hal yang sama dengan yang ada pada wanita itu.” (HR Tirmidzi).
18. Membantu pekerjaan rumah tangga
Umul Mukminin Aisyah pernah ditanya : “Apa
yang dilakukan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di rumahnya?” Aisyah
menjawab: “Beliau ikut membantu melaksanakan pekerjaan keluarganya.” (HR
Bukhari).
19. Mendinginkan kemarahan istri dengan
mesra
Nabi shallallahu
'alaihi wasallam biasa memijit hidung Aisyah jika ia marah dan beliau
berkata, “Wahai ‘Aisy, bacalah do’a: ‘Wahai Tuhanku, Tuhan Muhammad,
ampunilah dosa-dosaku, hilangkanlah kekerasan hatiku, dan lindungilah diriku
dari fitnah yang menyesatkan.” (HR. Ibnu Sunni).
20. Mandi romantis bersama
pasangan
Aisyah radhiyallahu
'anha berkata,“Aku biasa mandi berdua bersama n dari satu bejana.”
(HR. Al-Bukhari).
21. Disisir istri
Dari ‘Aisyah radhiyallahu
'anha, ia berkata, “Saya biasa menyisir rambut Rasulullah n.” (HR Ahmad).
22. Makan dan minum bergantian pada
tempat yang sama
Dari ‘Aisyah, dia
berkata, “Saya biasa minum dari muk yang sama ketika haidh, lalu Nabi mengambil
muk tersebut dan meletakkan mulutnya di tempat saya meletakkan mulut saya, lalu
beliau minum, kemudian saya mengambil muk, lalusaya menghirup isinya, kemudian
beliau mengambilnya dari saya, lalu beliau meletakkan mulutnya pada tempat saya
meletakkan mulut saya, lalu beliau pun menghirupnya.” (HR ‘Abdurrazaq). Sedangkan
dalam riwayat yang lain, Aisyah berkata, “Suatu ketika aku minum, dan aku
sedang haidh, lantas aku memberikan gelasku kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam dan beliau meminumnya dari mulut gelas tempat aku minum.
Dalam kesempatan lain aku memakan sepotong daging, lantas beliau mengambil
potongan daging itu dan memakannya tepat di tempat aku memakannya.” (HR.
Muslim).
23. Membelai istri
Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam tidak melewatkan kesempatan sedikit pun kecuali beliau
manfaatkan untuk membahagiakan dan menyenangkan hati istri melalui hal-hal yang
dibolehkan. Aisyah mengatakan “Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasa mengelilingi
kami semua (istrinya) seorang demi seorang. Beliau menghampiri dan membelai
kami meskipun tidak mencampuri kami.” (HR Ahmad).
Demikian sekelumit
gambaran romantisme junjungan kita dalam rumah tangganya. Semoga risalah yang
singkat ini mampu memberikan suasana baru dalam kehidupan rumah tangga kita.
Amin. “Dan bergaullah dengan mereka (para
istri) secara patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai sesuatu dari mereka maka
bersabarlah, karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah
menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (An-Nisa: 19).
Wallahu a’lam bish shawab...
Langganan:
Postingan (Atom)